Bisnis.com, JAKARTA - Gempa megathrust diisukan bisa terjadi di Indonesia dan berpotensi membawa kerusakan parah.
Menggapi hal ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan bahwa gempa megathrust tidak akan berdampak pada bangunan yang dikerjakan oleh pihaknya.
Pasalnya semua bangunin dan tol proyek Kementerian PUPR telah lolos uji tahan gempa.
"Kalau Megathrust itu kita kan, bangunan-bangunan yang sudah dibangun apalagi tol, bangunan tinggi di Jakarta itu pasti sudah dengan hitungan tahan gempa 1000 tahunan sekarang yang SNI yang baru," kata Menteri PUPR usai Rapat Kerja Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (21/8), dikutip dari Antara.
Meski begitu, Basuki tidak mengetahui apakah uji coba tahan gempa sesuai SNI tersebut mampu menahan gempa dari Megathrust.
"Yang dibangun dengan itu, tergantung nanti kita nggak tahu Megathrust berapa kekuatannya," ucap Basuki.
Baca Juga
Pemerintah juga sampai saat ini belum mengeluarkan dana atau anggaran yang dialokasikan secara khusus untuk memitigasi dari potensi Megathrust.
"Antisipasinya apa, (anggarannya) untuk apa? Antisipasinya apa? Antisipasi untuk Megathrust pada saat mendesain bangunan itu dengan SNI tahan gempa 1000 tahunan. (Tetapi) tergantung nanti Megathrust kekuatannya berapa," jelas Basuki.
Di sisi lain, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta pemerintah daerah agar menyiapkan tata ruang yang aman dan mampu menampung masyarakat sebagai upaya mitigasi bila gempa Megathrust terjadi di Indonesia.
"Bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemerintah daerah sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang mengakibatkan tsunami. Pemerintah daerah itu sudah diajak bersama-sama menyiapkan infrastrukturnya, menyiapkan sistemnya, adakah jalur evakuasi nya, adakah tempat shelter evakuasi," kata Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Selasa (20/8).
Kemudian ia meminta agar zona-zona rawan seperti daerah dekat laut dan pantai agar dikosongkan dan tidak didirikan banyak bangunan.
"Pemda-pemda diharapkan juga menyiapkan tata ruang di sana. Di pantai itu dibatasi, jangan dibangun bangunan-bangunan. Kalau sampai dibangun hotel, hotelnya harus siap menghadapi (Megathrust), diwajibkan bangunannya mampu tahan 8,5 magnitudo," katanya.
Penjelasan BMKG soal Megathrust Menunggu Waktu
BMKG dalam hal ini mengingatkan masyarakat mengenai potensi gempa di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Zona tersebut diduga sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang telah berlangsung selama ratusan tahun.
Oleh karena itu, seismic gap ini perlu diwaspadai lantaran dapat melepaskan energi gempa signifikan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Dia juga menegaskan bahwa munculnya potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tidak ada kaitan langsung dengan peristiwa gempa kuat 7,1 magnitudo yang berpusat di Tunjaman Nankai dan mengguncang Prefektur Miyazaki Jepang.
Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, seperti melaut, berdagang, dan berwisata di pantai.
“Sekali lagi, informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, Kamis (15/8) lalu.